Pasar Wisatawan Nusantara perlu di garap

Wisatawan nusantara (wisnus) menghasilkan transaksi sebesar Rp 150,49 triliun di tahun 2010. Angka ini menunjukkan potensi pasar domestik yang besar untuk dikembangkan.
"Pengeluaran terbesar ada di transportasi," kata Direktur Promosi Dalam Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, M. Faried kepada Kompas.com, Senin (31/1/2011).
Selanjutnya pengeluaran terbesar kedua adalah makanan dan minuman. Sementara di nomor ketiga adalah belanja. Karena itu pasar domestik pun perlu digarap. Faried mengambil contoh seperti di Jepang, berwisata sudah masuk dalam kehidupan mereka, bahkan sudah masuk dalam rencana anggaran keluarga.   "Kalau di Indonesia tren ini sudah mulai ada di kota-kota besar. Keyakinan saya dengan tumbuhnya ekonomi, keamanan, dan kenyamanan, kunjungan wisnus juga akan makin naik," jelasnya. Ia pun menambahkan saat ini sangat mudah untuk berpergian. Apalagi sejak kemunculan low cost carrier atau maskapai penerbangan dengan tarif murah.
"Tapi kadang di daerah orientasinya hanya pada wisman saja, padahal ada pasar wisnus," ungkapnya.
Karena itu, Faried mengakui pihaknya perlu melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah mengenai materi promosi yang pas. Misalnya tidak selalu harus membuat materi promosi yang berorientasi ke wisatawan asing.
"Seolah-olah orang kita sendiri tidak perlu didekati dengan teknik promosi," lanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar